Kamis, 24 Juni 2010

TIPS BERTAHAN DI PONDOK

Ba9i 5antri y4n9 B4rU dAn b3rProBl3ma 3n994k kr4san di p3s4nTr3n itU sud4h j4di hal y4n9 bia5a. M3n9an4li5a p3rm4sal4han tad1 b3r5ama – s4ma kit4 c4ri sOlusi s4mbiL men9am4lkan tips – Tips dib4Wah iNi :
a. Niat karena Allah.
Berkaca pada Hadist yang berarti “segala sesuatu tergantung pada niat nya” Maka tips yang satu ini gak boleh ketinggalan untuk mencapai sesuatu keberhasilan. Menjalin persahabatan harus juga didasari karena Allah agar persahabatan yang seperti itu dapat langgeng karena tidak hanya berdiri diatas kepentingan duniawi sesaat.
b. Ramah.
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari pada shodaqoh yang di ungkit-ungkit…”Dasar ayat diatas memberikan gambaran bahwa pentingnya akhlaq yang baik yaitu ramah sebagai modal mengakrabkan diri dengan lingkungan. Sebuah sambutan yang ramah pada saat perjumpaan pertama akan selalu menjadi kenangan yang terindah.
c. Rendah diri.
Santri baru harus bisa menempatkan sifat mindernya, jangan sampai sifat itu menghalanginya untuk bergaul mengenal dunia baru. Karena bila kita terlalu membatasi diri hanya sebab terlalu minder dapat dipastikan kita akan jenuh dan ujung – ujungnya gak betah dan akhirnya boyong dech.
d.Nyenengin,
Memang nyenengin orang itu susah, apalagi kalau kita dianggap garing. Tapi prasangka itu bisa dimusnahkan asalkan kita bisa membaurkan diri ikut menghangatkan suasana yang ramah, harmonis, tidak kaku dan santai.
e. Berfikir ke depan.
Fikirkan dulu kalau ngelakuin sesuatu, harus menyelipkan pemikiran positif sehingga bisa mengendapkan pemikiran negative. So,gak bakal salah pilih jalan.
HemMmM,,,tIpS iNi c0Ba dech dI tEraPin, Ba9i 5antri yan9 m3nD3riTa p3nyakit kaTaraP(kA9ax TaHan di RuMah P35anTr3n)aliyA5 9aX KRaSaN,,,TapI LaW LuM 8erHaSil ju9a wAhHh,,,8aHaYa!!!LuM FuLL n0rMaL s0, HaRaP di Kon5uLtaSikAn,,,!!

CERPEN ; THE POWER OF AL-QUR`AN SHINE

Aku tidak mau menduakan Al-qur`an, aku sangat tahu bahwa Al-qur`an tak mau dimadu. Tapi apa daya?? Apakah aku harus tetap bertahan diatas puing-puing cintaku pada Al-qur`an dan Kang Anam. Ya…sebagai wanita normal memang sangat ku akui sejak kecil aku mencintai Kang Anam, teman masa kecilku yang sekarang menimba ilmu di Lirboyo Jatim. Sampai detik ini pun rasa cinta yang pernah bersemayam dihati ku masih subur.
Sampai pada akhirnya Kang Anam pulang kampung karna telah selesai merampungkan dan menguasai ilmu `alat(nahwu-shorof)nya. Hatiku bagai disambar petir, seketika detak jantungku terhenti, kemudian kembali dengan nafas yang tersendat-sendat tak beraturan, bagaimana tidak? Pujaan hati yang selama ini menjadi support aku dalam menghafalkan Al-qur`an, melamar aku unuk menjadi belahan jiwa nya. Aku terperangkap di antara dua pilihan yang memberatkan. Aku igin sekali menjadi istri orang yang aku cintai tapi, di sisi lain aku belum selesai menghafalkan Al-qur`an.
Semua saran dan kritik dari pihak manapun telah aku terima dengan tangan terbuka. Bukan karna aku sudah tak cinta lagi dengan Kang Anam tapi keadaan berkata lain, aku harus terus meneguhkan Al-qur`an. Seperti prinsip hidupku harus berlandaskan dengan ilmu Al-qur`an. Dengan penuh keikhlasan Kang Anam memahami keadaan yang terjadi padaku. “Okelah…Dik Nilna, aku ngerti, aku hargai keputusanmu, jika kita jodoh pasti gak akan lari kemana.” Begitulah cara Kang Anam menghargai keputusanku, halus, lembut, penuh kasih sayang membuat seluruh gelora jiwa ragaku luluh lantak.
Di penjara suci aku jadi tambah semangat. Aku sudah lega karna Kang Anam sebenarnya mencintaiku, Kang Anam juga mengerti bahwa aku mencintainya. Adzan subuh menggema membangunkan aku dari lamunanku, ku ambil air wudlu untuk segera melakukan kewajibanku, disela sela do`a ku tak lupa ku memanjatkan do`a ”Ya Allah…jadikanlah hamba dan keluarga hamba ahli qur`an, ahli kitab. Berikanlah jodoh yang sholeh untuk menjadi imam sekaligus bisa ikut ngerekso Al-qur`an yang di amanahkan pada hamba”. (tempat kita sama-sama
“Mbak Nil… besok aku pulang!” Sapa Dina sahabatku meluapkan curahan hati). Semua masalah yang terjadi sama aku Dina pasti tau, begitupun sebaliknya. “Mungkin aku pulangnya agak lama, soalnya kakak ku yang dari Mesir mau pulang. Lagian di pondok juga gak ada tanggungan” Sambungnya menjelaskan alasan. Dina memang hebat diusianya yang sama dengan aku dia sudah hafidzoh. Ya wajar kalau gak punya tanggungan.
“O… begitu. Jangan lupa kalau kesini bawa IN yang banyak loh” jawabku.
Motor hitam silver dengan merk kharisma telah stand by di depan ndalem, Dina segera pulang. Betapa kagetnya Dina harus menerima kenyataan pahit ini, masih ada juga zaman Siti Nurbaya yang berlaku. Selain Haidar, kakak Dina yang pulang dari study nya di Cairo Mesir. Dina dengan sangat terpaksa menerima tawaran orangtua nya untuk dijodohkan dengan anak sahabatnya. Semata-mata Dina tak mau membuat hati orangtua nya terluka. Sebagai Maratussholichah, Dina berusaha untuk menuruti semua keinginan orangtua nya selama tidak melanggar syariat islam. Meskipun harus mengorbankan perasaannya, Dina percaya tidak mungkin orangtua nya memilih orang yang gak benar, apalagi orangtua Dina termasuk tokoh ternama (kyai) di Kampungnya.
Pagi yang cerah mentari tlah muncul burung-burung beterbangan menari bebas di angkasa, merupakan kebahagiaan bagi keluarga Dina. Sedikit aneh mendengar nama Anam, Khoirul Anam jebolan dari Lirboyo Jatim. “Kok sama dengan calonnya Nilna za…??ah,, mungkin ini kebetulan saja”batinnya untuk menguatkan. Acara tlah selesai, hari dan tanggal pernikahan juga sudah ditentukan.
Dina Qoyyima, kembali kepondok sekedar untuk berpamitan dan juga sowan Pak Yai dan Bu Nyai. Dina menceritakan semua masalahnya ke aku, sahabat karibnya. Tapi Dina tidak memberitahukan namanya.”Mbak Nil…walaupun aku sudah tidak mondok disini lagi tapi, jangan lupain aku za…kapan-kapan main ke rumahku, pintu rumah ku slalu terbuka 24 jam” Pamit Dina padaku secara individual. “za..za… Din, semoga jadi keluarga sakinah, mawaddah, waramah. Sampean juga jangan lupain aku, pesanku penuh arti “pasti”jawabnya singkat.
Hari-hari yang di nanti tlah tiba. Aku bersama rombongan PPTQ AZZUHRI meluncur menuju kediaman Dina. Tersentak..aku terkejut!!! Melihat pria yang bersanding di pelaminan itu adalah Kang Anam.Yaps,,,hatiku bagai di tusuk 7 sembilu. Sepertinya ragaku rontok jatuh berkeping-keping. Aku tak sanggup berkutik, aku mencoba sekuat tenaga untuk membendung air mata. Tapi aku tak sanggup!!! Ketika aku bersalaman dengan Dina untuk mengucapkan Selamat sekaligus pamit. Butiran kelenjar air mataku jatuh lembut diatas pipi. Dina menanyaiku”Mbak Nilna..kenapa menangis? Ada yang salah? Aku hanya menggelengkan kepala, bibirku kelu tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Kang Anam yang berada disisi Dina hanya diam seribu bahasa.
Oh…Tuhan! Inikah akhir dari cerita cintaku? Tak pernah kurasakan manisnya cinta yang melebihi madu. Kenapa Kang Anam yang aku cintai tak setia? Kenapa harus Dina, sahabatku yang merebut cintaku? Kenapa harus KangAnam yang aku cintai? Kenapa juga mereka berdua menghianati aku dibelakangku? Teganya mereka menusuk diriku dari belakang tanpa sepengetahuan aku? Berjuta kalimat tanya di benakku tanpa satupun yang terjawab.
Aku menunduk lama,,,kemudian minta pamit pulang bersama. Fisik ku memang lemah, aku darah rendah. Sewaktu aku berdiri tiba-tiba………..jlep!! (aku tak tersadarkan diri)
Mataku membuyar, perlahan tapi pasti ku buka mataku pelan-pelan ternyata tadi aku pingsan dan kata teman-teman ku tadi aku sempat ditolong kemudian di bopong masuk bis oleh Haidar, kakak Dina. Dalam hatiku berfikir kenapa tidak Kang Anam yang menolongku? Kenapa Kang Anam diam melihat aku jatuh tak berdaya? Sebegitu tegakah dia terhadap aku? Aku kembali menangis di pojokan kamarku yang sepi. Ya Allah…inikah ujian yang Engkau turunkan buatku, disaat aku sampai QS.Yusuf?
Aku mencoba menerima kenyataan yang ada, Mensyukuri apa yang ku punya, menyadari bahwa Kang Anam bukan jodohku, sepertinya aku terlalu lemah. Aku jatuh sakit sampai oarangtuaku membawa ku pulang. Aku memang sering sakit, tapi kali ini kata Dokter aku depresi karna terlalu banyak berfikir. Sempat orangtua ku menasehati aku untuk stop!! Menghafal Al qur`an dari pada banyak menimbulkan madharat pada diri aku sendiri.
Tapi aku tetap teguh pada keyakinan ku, aku yakin ini adalah ujian terberat namun aku juga percaya”layukallifullahunafsan illawus ahaa”yang membikin ibuku panic terkadang aku menjerit seperti orang gila, akhirnya setelah di rumah lebih dari 1 bulan aku kembali ke pondok. Semua masalah aku hadapi sendiri dengan meminta solusi pada Allah melalui facebook-an dengan Allah (baca Al-qur`an). Hatiku yang masih patah hati aku wisatakan ke Allah, aku tak mau bergantung pada orangtua lagi dan kini aku mulai hidup baru. Bagiku makhluq C-O-W-O-X, jika belum waktunya hanya bisa menyakitiku. Meski bayang-bayang Kang Anam terkadang msih menghantui, aku dap0at menyiramnya dengan the power of Alqur`an shine.
@#$%^&&^%$#@
2 tahun kemudian…
“Pekan haflah khotmil qur`an ke 20”
Tasyakurankhotmil qur`an ke 20 ini merupakan hari terindah bagi Nilna Rifda AH. Dan para peserta bin-nadzri maupun bil-khifdzi lainnya. Yah…sekarang ini Nilna telah resmi menjadi Al- Hafidzoh. Banyak para alumni yang mengunjungi pengajian itu, termasuk Dina Qoyyima.
“Dina,,,gimana kabarnya?dah punya momongan lum?”sapaku pada Dina sebelum diwisuda.
“mbak Nilna,,,Ya Allah,,Alhamdulillah aku sekeluarga baik, Maafin aku ya mbak,,?atas kejadian masa lalu itu! Aku tak tau kalau …”lum selesai sudah aku potong
“Ya sudahlah tak apa-apa!biarka masa lalu itu berlalu, ntar lagi za, aku mau naik panggung untuk diwisuda dulu”
Iringan sholawat mengiringi langkah kaki mereka. Ketika Nilna melantunkan do`a khotmil qur`an, berlinanglah air mata, tak hanya Nilna,,,banyak yang meneteskan air mata keharuan. Setelah acara selesai keluarga kerabat Nilna banyak yang meneteskan selamat atas kesuksesan Nilna. Terakhir adalah Kang Anam.(selama ini jika aku pulang masih saja sms aku menanyakan kabarku).
“Dik Nilna,,,selamat ya,,maaf jika selama ini aku menyakiti dik Nilna”ucap Kang Anam disertai Dina yang sudah menggendong momongan. Ketika aku mau meninggalkan mereka tangan ku di tarik Dina.’’tunggu mbak …’’cegahnya yang kemudian melanjutkan ‘mbak, aku sudah tau semuadari ibu mbak Nilna, maafkan aku telah meyakiti mbak sampai sakit separah itu,
aku tak tau kalau…
‘Tadi aku kan dah bilang Din, aku sudah mengikhlaskan semuanya’sambungku.
‘Benar, demi Allah”
Kalau begitu sebagai tanda maafku, maukah mbak Nilna menjadi kakak ipar ku???
Dengan menerima lamaran kakakku, Haidar? Sejak pertemuan itu kak haidar merasakan benih-benih cinta. Jangan khawatir aku tak mungkin memilih orang yang tak benar buat sahabat ku. “okelah kalau begitu aku percaya padamu!!”
Dari belakangku, keluargaku dan Haidar menepuki tangan.Subhanallah…Subhanallah…
Rasanya kemenangan tlah ada ditanganku. Segala macam cobaan tlah aku lewatidengan tabah dari ekonomi yang melilit keluargaku, penyakitryang slalu datang padaku sampai perasaan dilema cinta yang menimpaku. Aku bersyukur memiliki Kak Haidar yang tampan, mapan, sholeh, sudah jadi kyai, lulusan Al-Azhar Cairo Mesir yang akan menjadi imamku.
Percayalah!!! Orang baik juga akan menuai yang baik, Janji Allah itu nyata…
Shodaqallahhul adzim…3X
Maha benar Allah dengan segala firmanNya…

Selamat Berbahagia,.
by: Nafa Naura Muflikhatin

Minggu, 20 Juni 2010

SALAM SAPA REDAKSI BULETIN EL-FATA

Alhamdulillah, puji syukur kami ungkapkan kehadirat Ilahi Rabbi karna dengan segala rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah - Nya buletin El-Fata meski masih jauh dari kesempurnaan masih dapat terbit untuk edisi khusus yang ditampilkan ke Web Blog ini. Sebenarnya edisi ini adalah untuk edisi haflah, berhubung saking sibuknya panitia akhirnya molor, baru kali ini dapat di poskan lewat web blog.
Teriring sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, manusia pilihan dan suri tauladan sampai akhir zaman.
Bersama dengan buletin El-Fata ini di hadapan anda, redaksi ingin mengucapkan SELAMAT DAN SUKSES kepada peserta khotmil Qur`an Bil-khifdzi maupun Bin-nadzri yang telah selesai merampungkan Al-qur`an nya, rasa terimakasih yang teramat dalam, yang tak bisa kami lukiskan dengan apapun, Anda telah menerima kehadiran buletin El-fata ini sebagai ruang sillaturrahmi keluarga besar PPTQ ASNAWIYYAH. Sungguh suatu kehormatan menjadi bagian dari PPTQ ASNAWIYYAH dan rasa bangga karna redaksi diberi kepercayaan untuk membuat buletin El-Fata sebagai ajang sillaturrahim, sekali lagi terimakasih atas kepercayaan amanahnya, untuk do`anya, dan dukungannya. Untuk apapun dan siapa pun yang telah dengan jerih payah memperjuangkan buletin ini, terima kasih.
Selanjut nya, perlu kami sampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan and kesalahan yang mungkin dan pasti terjadi dalam pembuatan buletin El-Fata ini, sebuah harapan kuat redaksi untuk melangkah, menyajikan rubrik-rubrik yang enak dikonsumsi dan terbaik. Namun, masih jauh dari kesempurnaan. So, maaf atas ketidaksempurnaan buletin El-Fata ini . Yang kami harapkan buletin El-Fata selanjutnya akan menjadi lebih baik dari yang sekarang.Amin…
Terakhir, terbersit angan yang menjulang tinggi, buletin ini walaupun dengan kesederhanaan nan kekurangan mampu membuka gaya intelektualisme di lingkungan PPTQ ASNAWIYYAH.
Sebelum semua angan itu akan tercapai kami ucapkan selamat membaca.
Akhirul kalam.